Afgan Syah Reza dan Hobinya
Karakter
suara Afgan memang luar biasa sehingga bisa menjerat orang banyak.
Penampilannya pun cukup enak dilihat kalau sedang bernyanyi. Itu karena
ia belajar dari konser-konser musik yang ia tonton lewat DVD. Itulah
hobinya. Kalau bukan konser musik, pasti film.
Afgan, demikian
sapaan akrab lelaki berkacamata ini, termasuk orang yang ramah senyum.
Ia bercerita tentang hobinya. Konon ada cerita menarik seputar namanya.
la
dinamai Afgan oleh ayahnya, Loyd, karena pada saat ia lahir, Afganistan
sedang dilanda peperangan. Afgan adalah kependekan dari Afganistan.
Tadinya nama aslinya “Afganistan” beneran, sudah masuk di akte juga.
Tapi tiba-tiba diganti lagi menjadi Afgansyah Reza karena Bokapnya takut
kalo anaknya dicekal dan susah ke luar negeri.
Selain tentang
rahasia namanya, ada bercerita tentang hobinya. Berbicara soal hobi,
ternyata lelaki yang lahir pada 27 Mei 1989 di Jakarta ini amat
menggandrungi film-film berkualitas yang selalu ditontonnya melalui DVD.
Hobinya yang lain adalah menonton live musik. Karena itulah, Afgan
kerap merogoh kocek untuk menonton konser dari musisi dan penyanyi yang
disukainya. Hobinya nonton film dan live musik. Karena itu juga, sebisa
mungkin artis-artis yang dia suka dan nggak bisa di jangkau karena
faktor jarak dan mahalnya tiket konser, dia berusaha membeli DVD-nya.
Menariknya, konon Afgan selalu membeli film bajakan. la mengaku hampir
tidak pernah membeli DVD asli, kecuali film Indonesia. Semua film yang
beli bajakan? …. Memang sih, dilihat dari segi kualitas bajakan atau
asli sekarang udah nggak ada bedanya. Alasan untuk membeli film-film
Indonesia yang asli, katanya sih bentuk apresiasinya dan karena ia juga
sekarang ngerasain berada di industri entertainment. Jadi, ngerasain
gimana capeknya. Bisa aja alesannya ya he…
Jika bicara mana yang
paling disukai, film drama atau konser musik, bagi Afgan katanya tidak
ada yang lebih unggul. Keduanya sama pentingnya, namun memiliki arti
yang berbeda. Jika sedang menonton konser musik melalui DVD, Afgan
merasa seperti berada di tengah-tengah penonton konser tersebut. Selain
itu, Afgan juga mengaku banyak memetik pelajaran bermusik seperti cara
berpenampilan dan menampilkan lagu-lagunya di atas panggung. Selain
konser musik, kegemarannya menonton film juga membawa banyak manfaat.
Banyak
hal tentang tentang hidup yang ia pelajari dari film. Salah satu
manfaat yang Afgan ambil adalah bahasa asing. Dengan menonton film, ia
bisa belajar bahasa asing, antara lain, bahasa Inggris. Karena itulah,
ia harus mondar-mandir bioskop. Tapi kemudian ia berhenti karena
ternyata bioskop yang ia datangi tak mengganti film-filmnya. Ia juga
terkadang merasa lebih nikmat menonton DVD film di rumah ketimbang harus
pergi ke Bioskop. Kalau nonton di bioskop, harus pergi sama teman,
garing banget katanya kalau nonton sendirian. Lagian apa kata dunia?
bisa aja. Nah, bedanya sama nonton DVD itu, kalau nonton DVD gak pernah
keiket sama waktu. Mau nonton kapan aja bisa. Dan kalau nonton DVD itu
lebih suka sendirian karena bisa lebih ekspresif (DVD apa ya, yang
ditonton sampai pengen sendiri biar lebih ekpresip tuh).
Saat ini
koleksi DVD film dan konser musiknya berjumlah seribu lebih. Genre-nya
pun bermacam-macam. Ada film komedi, drama percintaan, drama musikal dan
film dokumenter. Bahkan, kata anak ke-2 dari 4 bersaudara ini, ia
memiliki hampir semua genre film, kecuali film ber-genre action. Ada apa
dengan film action sampai tidak suka? Film action, katanya, adalah film
yang membosankan. Adegannya itu-itu saja dan melahirkan kesan
mengajarkan dan membudayakan kekerasan. Dalam film action, semua
persoalan selalu diselesaikan dengan kekerasan. Karena itu pula, merasa
tidak banyak manfaat yang dapat dipetik dari jenis film seperti itu.
Menurut
dia pula, film action bikin boring. Adegannya juga gitu-gitu doang.
Meskipun film action ini menurut orang banyak jenisnya, film ini buat
dia kurang berbobot. Cuma ada satu film action yang dia suka yaitu
Kungfu Hustle. Film itu sarat dengan unsur komedi katanya. Dia lebih
suka sama film drama karena bisa membawa emosi dan banyak pelajaran yang
dapat diambil,” jelas lelaki penyuka indomie ini. Selain film bergenre
action, film-film yang menggunakan banyak unsur teknologi seperti
special effect dan 3 dimensi juga tidak disukainya. Alasannya, film-film
seperti itu sangat tidak realistis, terlalu mengawang-awang dan membuai
penonton dalam kehidupan yang penuh khayalan. Menurutnya, film-film
tersebut tidak pernah terjadi dalam realitas. Karena film-film seperti
itu juga membuat penontonnya tidak lagi menjejakkan kaki pada kenyataan.
Dia juga kurang suka sama film-film luar angkasa, film-film yang
terlalu banyak menggunakan unsur teknologi, special effect karena
menurutnya hal seperti itu tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata.
Itulah sekelumit cerita tentang Afgan dan hobinya. Nah, cerita diatas
mungkin jadi sedikit bahan masukan untuk mengkategorikan seorang Afgan
itu seperti apa? Coba menurut teman2 sekarang bagaimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar