Welcome to my blog:) Afgan it's my idol♥ Gue yang punya blog ini, nama gue Nabilah. Udah tau kan nama gue? Sekarang pantengin aja deh blog gue, cekidot!┌(˘⌣˘)ʃ
Selasa, 14 Agustus 2012
Minggu, 12 Agustus 2012
Afgan Malu Bersikap Romantis
Apa reaksi kamu ketika mendengar lagu-lagu romantis dari Afgan?
Ah…, bagi yang sedang jatuh cinta rasanya dunia milik berdua. Bagi yang
sakit hati karena cinta, airmata semakin membanjiri pipi karena
beberapa lagu romantis yang dipopulerkan Afgan punya makna yang sangat
dalam.
"...Rasanya malu kalau kasih bunga..."
Lagu romantis memang identik dengan penyanyi berlesung pipit. Tapi siapa
sangka dalam kehidupan pribadi Afgan bukan tipikal cowok yang dogan
ngegombal apalagi bersikap romantis dengan pasangan. Seiring usianya
yang semakin dewasa, pelantun Terima kasih Cinta itu mengaku nggak jago merayu. "Sekarang saya sudah 22 tahun. Rasanya malu kalau kasih bunga. Untuk
melakukan hal-hal romantis tuh jadi merasa canggung," ujar Afgan saat
ditemui di Epicentrum, Kuningan
Beda halnya ketika masih duduk di bangku sekolah, Afgan memiliki kisah
cinta tak terlupakan bersama kekasih. Terlebih saat itu, ia baru saja
belajar menyetir mobil dan baru merasakan getar-getar cinta monyet.
Seperti apa?
"Waktu SMA saya bawain kue donat untuk pacar saya. Saat itu baru banget
belajar menyetir, tiba-tiba hujan deras banget. Jadi perjalanan yang
sebetulnya bisa 20 menit jadi memakan waktu satu jam karena jalannya
pelan banget," ceritanya.
|
Afgan Pernah Hampir Dipenjara di Malaysia
Sewaktu berangkat ke Malaysia untuk kuliah di sana, cowok berkacamata ini malah tertimpa masalah dan sempat membuat mama kuatir dan sedih. Seperti apa sih, ceritanya?
“Saat gue berangkat ke Malaysia untuk kuliah, gue berangkat bareng nyokap. Nah, saat keluar pesawat, entah kenapa kami jadi terpisah. Pas di imigrasi malah nggak ketemu, sementara passport gue ada sama nyokap gue. Dan gue nggak ada duit sepeser pun, yang ada cuma kartu kredit. Gue cari-cari nyokap gue selama empat jam, tapi nggak ketemu. Di situ, gue merasa bersalah banget. Bahkan, sempat berpikir, sudahlah apa gue nggak usah kuliah di Malaysia saja, ya?” kenangnya dengan nada putus asa.
Masalah juga nggak selesai sampai di situ, pemenang SCTV Music Awards 2011 kategori Album Solo Pop Ngetop ini disangka penyelundup oleh pihak imigrasi. “Di imigrasi, gue disangka ilegal karena nggak pegang passport. Gue dikira penyelundup dari Indonesia dan hampir mau dimasukin ke penjara. Soalnya dulu gue pernah keluar dari Malaysia buat balik ke Indonesia dan pihak imigrasinya lupa kasih stamp di passport gue. Itu gara-gara orang imigrasinya tahu gue dan minta foto bareng sampai lupa kasih stamp. Nyebelin banget, kan?” curhatnya.
Syukurnya, Afgan nggak jadi di penjara. “Untungnya, akhirnya gue ketemu juga sama nyokap dan nyokap kasih passport ke gue,” tambahnya. Pfffuih…
Afgan Buka-Bukaan Soal Passion Dan Impiannya
“Ngga akan pernah lupa pengalaman manggung pertama kali di EX,karena di saat tersebut, saya tahu passion saya adalah untuk menyanyi,” tulis Afgan di akun twitternya. “Konser yg pertama kali gw datengin,konsernya Craig David.And now my dream cometrue,bisa nyanyi didepan byk org itu priceless.”
Afgan pun kemudian berbagi soal rahasia yang membuatnya tetap termotivasi, meski banyak kendala menghadang, “Believe in your dreams kata-kata yg gak akan pernah gw lupain dan selalu memotivasi gw sampai sekarang ini. #makeIThappen”.
Kini setelah semua impiannya tercapai, ada satu hal lagi yang tak kalah menyenangkan dalam hidupnya, kesempatan untuk berbicara langsung dengan Katy Perry!
“Barusan ngobrol dengan Ms. @KatyPerry ia sangat membumi! Dan dia barusan berkata ‘Saya akan mengingat lesung pipit itu’ Wow dia membuat saya senang sekali!! :-)” tulis Afgan dalam bahasa Inggris
Cerita Cinta
Tok..tok..tok… Suara pintu kamar berbunyi. Tak ada yang menyahut. Seperti tak berpenghuni lagi. Tapi… apa iya??? Tidak mungkin! Tante Lola barusan bilang kalau dia masih dikamar. Apa sedang mandi? Atau lagi ganti pakaian seragam putih abu? Atau mungkin… cowok berkaca mata dan punya lesung pipi itu masih ngorok ditempat tidur??? Hadeuuh… kebiasaan buruknya kambuh lagi. Ya, sebut saja namanya Afgansyah Reza. Aku lebih akrab menyapanya dengan sebutan Afgan. Kami sahabatan sejak kecil. Kebetulan rumah kami bersebelahan. Seperti hari-hari biasa, kami selalu bersama kesekolah. Ets… bukan hanya kesekolah, namun setiap saat jika punya waktu kosong, kami selalu bersama. Aku kembali mengetuk pintu, “Gan!” berharap seseorang di dalam sana balik merespon sapaanku. Oh My God! Sepertinya iu harapan yang sia-sia. Tak ada yang menyahut disana. Aku mencoba meraih gagang pintu kamar, mencoba membukanya yang masih tertutup rapat. Creeet… Suara decitan pintu terdengar. Ya, aku berhasil membuka pintu itu walaupun tak selebar mungkin. Aku mengintip dari luar dan tebakanku benar, tidak meleset sedikitpun! Afgan masih ngorok diranjang empuknya dengan lelap. Aku mendengus dengan kesal, “ Isshh!” Sebuah bantal berukuran kecil melayang kearahnya dan ternyata berhasil membangunkan tidurnya yang lelap. “Aww.” batinnya. Cowok minus 4 itu bangun sambil mengucek-ucek ke-2 mata yang sepertinya masih ingin menyeret dia untuk tidur lagi. “ Loh, Nes? Ternyata lo yang lempar bantal itu ke gue?” ujarnya sambil melotot karena kaget. Aku berkacak pinggang di depan kamar sambil tersenyum jahil. “ Iya. Emang gue! Ayo mandi sana! Lo mau kita terlambat kesekolah?” ucapku sembari nengok arah arloji yang menghiasi tangan kananku. “ Astaga! Gue kesiangan?!” mukul jidat dengan wajah bersalah. Cepat-cepat Afgan menuju ke kamar mandi. Selama 10 menit aku menunggunya di ruang tamu dan akhirnya cowok bersaudara 4 itu nongol juga dengan wajah fresh, kayaknya udah siap berangkat. Karena buru-buru kami diantar Pak Anwar, sopir pribadi Afgan. Tepat pukul 06.45 pagi kami tiba disekolah dan menuju ke kelas. Jam pertama adalah pelajaran Matematika. Bel masuk sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu, tapi, guru pengajar yang sekalian menjadi wali kelasku itu tampaknya belum datang. Sambil menunggu guru yang terkenal killer itu datang, teman-teman dikelas termasuk aku dan Afgan mengisinya dengan kesibukan kami masing-masing. Ada yang sedang melengkapi catatan, ada yang ngobrol, ada yang membaca, bahkan ada yang kejar-kejaran. Suasana menjadi hening ketika seorang perempuan setengah baya masuk ke dalam kelas. Nampaknya tak asing lagi bagiku. Pastinyalah! Itu tak lain Bu Mela, guru pengajar Matematika yang sekalian juga menjadi wali kelasku. “ Siapa tuh?” bisik Afgan sambil menyenggol tanganku. “ Siapa?” aku balik bertanya. “ Tuh!” Afgan menunjuk seseorang yang berdiri didekat Bu Mela. Aku menoleh. Ya, seorang cewek cantik, berkulit putih dan berambut panjang itu berdiri tak jauh dari Bu Mela. Sangat asing dipandang mata. Jelaslah! Dia kan murid baru.Beberapa saat kemudian, Bu Mela mempersilahkannya untuk memperkenalkan diri. Sebut saja namanya Nindy, anak pindahan dari Malang. Alasan pindah katanya sih karena pekerjaan orangtua yang dipindah tugaskan ke Jakarta. Selesai memperkenalkan diri, Bu Mela mempersilahkannya duduk dibangku bagian belakangku dan Afgan. Tepatnya sebangku dengan Fania, salah 1 sahabat sejatiku juga sejak SMP. Aku menoleh kearah Afgan. Sebuah senyuman mengembang disana, diwajahnya yang imut. Jarang moment ini terjadi. 1 pertanyaan mampir dibenakku ‘ what happen?’ *** Membaca, membaca dan terus membaca. Ke-2 mataku tak mau pindah ketempat lain, kecuali kearah sebuah buku novel yang menyentuh hati hasil karya seorang penulis ternama yang menjadi salah 1 idolaku. Kebetulan aku selesai dari toilet dan kembali menju ke kelas dengan membaca novel itu disepanjang koridor sekolah yang sepi. Namun, tiba-tiba seseorang menarik lenganku. “ Afgan?” ujarku kaget. “ Ssst! Jangan keras-keras, ntar ketahuan guru!” sambil nengok kanan kiri. “ Kamu ngapain disini? Kenapa nggak dikelas?” kedua keningku berkerut, merasa ada yang aneh dengan sikapnya. “ Mmm… gue mau minta bantuan lo, Nes! Dan … ini penting bange buat gue. Sebelumnya, gue nggak pernah merasa yang kayak gini. Dia yang pertama Nes!” kedua keningku akhirnya bertemu juga. Makin tak mengerti dengan sikap cowok berlesung pipi itu. “ Maksud lo?” tanyaku. Afgan mendengus dan megang kedua tanganku. “ Gue… gue suka sama anak baru itu Nes! Emang sih baru ketemu tadi, tapi gue rasa wajahnya mengalihkan dunia gue!” Afgan natap aku serius banget. “ Ciyeeee…. Yang lagi falling in love. Mmm … oke deh Gan, gue usahain buat comblangin lo dengan Nindy.” Pluk! Afgan langsung meluk aku. Eraaaat banget. Pulang sekolah telah tiba. Aku segera membereskan alat tulis yang berserakan di atas meja. “ Nes, jangan lupa ya!” terdengar bisikkan suara dari seseorang. Ya, Afgan kembali mengingatkanku untuk comblangin dia. Hadeeuuh… Afgan-Afgan, gini ya pertama kali falling in love. Tanpa banyak basa-basi Afgan langsung pamit dan berlalu dari kelas karena pak Anwar, sopir pribadinya udah nunggu di depan sekolah. Teman-teman sekelas hilang dari pandangan satu per satu. Kini, hanya ada aku, Fania dan murid baru itu, Nindy. “ Nes, dia pulang bareng kita berdua ya?” Fania menyahut dengan penuh semangat. Aku melirik Nindy dengan wajah berseri-seri. “ Kenapa nggak? Ayo!” jawabku. Nindy tersenyum kepadaku dan Fania. “ Thanks ya guys! Aku seneng banget ketemu kalian.” Hampir 6 bulan Nindy bersekolah ditempatku. Selama itu pula dia dekat denganku dan juga Fania. Bicara usahaku buat comblangin Afgan dengan cewek berpostur tubuh langsing itu mulai berhasil. Aku ingat seminggu yang lalu mempertemukan mereka disebuah café, tempat favoritku bersama Fania waktu SMP lalu saat pulang sekolah. Nindy memang terkenal anak yang pintar, tapi agak pendiam. Dari sikap pendiamnya itu, tak muncul sebuah komunikasi face to face yang sempurna dengan Afgan. Oh ya, bukan karena Nindy juga. Afgan pun terkenal cowok yang pemalu. Apalagi masalah yang beginian. Makanya, dia minta tolong lewat aku. Senang rasanya bisa membantu Afgan. Tapi, kok ada yang aneh denganku? Aku sendiri tak mengerti apa yang aku rasakan. Bingung memikirkan hal ini. Setiap kali Afgan curhat tentang Nindy, disana, dihati kecilku terselimut kegalauan. Apakah aku cemburu? Atau… apakah aku suka sama Afgan??? Oh tidaaaaaaaaak!!! Tepat pukul 10 malam. Saat berada dalam sebuah ruangan warna putih yang sangat luas, tak berpintu, berbunyi sebuah lagu. Aku mengenal lagu itu yang berhasil membangunkanku dari lelapnya tidur. “Hoooaammm,” sambil menggaruk-garuk kepala dan ngambil handphone. 1 pesan dari Nindy langsung kubuka, dan isinya: ‘Anes, sorry ganggu! Boleh minta nomor handphonennya Afgan?’. Percaya nggak percaya, tapi inilah kenyataannya. Ngapain tengah malam seperti ini dia smsin aku dan nanya nomor handphone Afgan? Lamunanku buyar ketika melihat 1 pesa masuk lagi. Tetap sama. Itu sms kedua yang dikirim Nindy, bertanya tentang nomor handphone Afgan! Dengan segera aku mencari kontak yang bertuliskan ‘PIBO (Pipi Bonyok)’ dan segera membalas sms Nindy. Aku masih mele, namun kedua mata udah maksa buat tidur. Kuletakkan handphone ketempat semula dan kembali menarik selimut menutupi tubuh sampai sejajar dengan leher. *** Pagi menjelang siang. Kantin masih rame dengan penghuni sekolah. 15 menit lagi jam istirahat usai. Aku dan Fania menghabiskannya dengan pergi ke perpustakaan untuk membaca sebuah buku novel yang lagi hangat dibicarakan saat ini. Ditempat paling pojok, terdapat Afgan dan Nindy sedang duduk bersama dan kayaknya serius membaca. Aku menyenggol lengan Fania kemudian berbisik pada cewek yang hobi membaca novel itu juga, sama sepertiku. “ Liat deh, mesra banget kayaknya,” gumamku. Fania melirikku, “ Ciyeeee…. Ada yang cemburu nih!” Fania malah menjahili. “ Ikh, Fan, apaan sih???” aku jadi salah tingkah. “ Yaudah, kesana yuk!” ajak Fania sambil narik tangan aku. “ Hei!” sapanya saat berada didekat Afgan dan Nindy. “ Eh, Fania, Anes? Ayo duduk!” celetuk Nnindy sambil menutup buku yang dibaca. Selama 10 menit lamanya kami ngobrol. “ Mmm.. Oh ya, semalam nanyain nomor handphone Afgan buat apa, Ndy?” ujarku karena masih penasaran. Nindy tak menjelaskan apa-apa. Dia malah mengunci mulutnya rapat-rapat. ‘kayaknya privacy!’ pikirku. Bel masuk berbunyi, dan kami bubar dari tempat. Pelajaran hari initelah usai tepat pukul 2 siang. Aku dan Fania mengajak nindy pulang, tapi, Afgan menghalanginya. “ Bentar ya Fania, Anes. Aku mau ngomong sesuatu sama Nindy. Ntar, dia nyusul kalian ke depan.” Wow! Apa aku mimpi???? Afgan mengatakan hal itu??? Ini real! Aku sedang tak bermimpi. Afgan kan pemalu, tapi dia berani mengatakan itu! Diam-diam aku dan Fania memang sengaja mengintip pembicaraan mereka. “ Ndy, aku pengen ngajak kamu nonton nanti malam! Mau nggak?”ungkap cowok pecinta kentang balado itu, sambil megang kedua tangan Nindy. Kedua keningku berkerut. Sepertinya aku cemburu. Disela-sela waktu, Fania melirikku. Tapi, aku abaikan. Terserah dia mau berkata apa, karena memang inilah kenyataannya. Aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri kalau ada rasa yang lebih dari sekedar sahabat untuk Afgan. Aku dan Fania mengintip dibalik jendela kelas dengan penuh was-was. Takut Afgan dan Nindy tahu. “ Ndy. Mau nggak?” tanya Afgan lagi untuk memastikan. Ternyata Nindy mengiyakan dengan menganggukkan kepla sambil tersenyum. Sepertinya dia udah mulai suka sama Afgan. Aku bisa melihat dari tingkah dan pipinya yang merah merona. *** Malam itu, aku bergadang karena soal menumpuk seakan mencekikku. Kedua mata sudah mulai sayu, namun kembali melek saat melihat nama seseorang muncul dibalik layar handphone. Afgan! Aku kegirangan dan heboh sendiri karena dia menelponku. “ Halo,” sapaku setelah terhubung. “ Aneeeeeeees!!!” terdengar suara bahagia diseberang sana. “ Ya, Gan! Enapa lo? Seneng banget kayaknya” ujarku sambil nulis. “ iya dooong Nes. Gimana ggak coba? PDKT gue sama Nindy hari ini berjalan mulus. So, gue bakal nembak dia besok! Gue mau ngucapin thanks banget buat lo yang udah comblangin gue dengan dia.” Aku terdiam dan berhenti nulis. Aku tak merespon kata-kata Afgan barusan. “ Halooo Nes! Lo, masih disana kan???” Afgan kembali menyapa, dan menyadarkanku dari lamunan. “ oh, ya, masih kok Gan. Mmm… selamat ya. Hoooaammm… gue ngantuk banget nih! Pengen bobo, udah malem. Byeeee….” Aku segera memutuskan komunikasi malam itu. Terpaksa aku harus berbohong. Sebenarnya belum ngantuk, tapi aku tak sanggup untuk mendengarnya. Dengan sangat terpaksa tangisanku pecah. Esok harinya, Afgan mendekati dan memamerkan cerita PDKTnya semalam. Aku hanya merespon dengan senyuman. Aku memang lagi berusaha untuk menjauhinya. Afgan mulai sadar akan hal itu dari sikapku yang selalu berlalu jika dia mencoba mendekatiku. Saat jam pelajaran kosong, aku keluar kelas dan kembali masuk. Tapi, langkahku terhenti ketika melihat Afgan yang sedang duduk disamping Nindy dan ternyata mencoba nembak cewek berkulit puih itu. Teman-teman sekelas termasuk Fania menggoda mereka denan kata ‘ciyeeee’. OMG! Aku baru sadar mataku berkaca-kaca. Tanpa sengaja Afgan mendapati keberadanku itu. Aku segera lari keluar kelas sambil nangis, kemudian berhenti disebuah ruangan toilet. Didepan sebuah wastafel, aku mengeluarkan isi hatiku yang galau. “ Hiks… hikss… hiks…. Gue bego banget! Bego udah jatuh cinta sama lo Gan! Padahal.. gue udah coba naha perasaan ini sebatas sahabat! Tapi, kenapa gue nggak bisa menutupi semuanya?? Argggghhh….” Sambil nangis sesegukan. “ Lo nggak salah Nes! Cita itu datang sendiri untuk siapapun. Lo nggak bisa nyalahin gimana pun bentuk perasaan lo ke Afgan! Gue ngerti kok perasaan lo. Tapi, mau gimana lagi??? Kayaknya Afgan dan Nindy emang udah pacaran. Kalau mau nangis, keluarin aja semuanya!” ujar Fania dari belakang dan berhasil mengagetkanku. Aku cepat-cepat membersihkan air mata yang masih membasahi wajah. Tapi, emang dasar hati yang lagi galau., air mataku terus keluar tak karuan. Tangisanku pecah dipelukan Fania. 5 menit kemudian kami keluar. Lagi-lagi aku dibuat kaget, namun buakan karena Fania. Afgan dan Nindy telah berdiri didepan toilet dan mereka mendengar semua pembicaraanku bersama Fania. “ kenapa lo nggak jujur ke gue Nes? Kenapa lo nggak pernah ngasih tanda kalo emang suka sama gue?” gerutu Afgan dengan menatapku tajam. Aku tak menjawab sedikitpun, akan tetapi malah lari menjauhi mereka. Tak terasa hampir seminggu aku tak berkomunikasi dengan Afgan, karena aku selalu menjauhinya. Tapi, mau bagaimana lagi???? Ini jalan satu-satunya buatmelupakan sosoknya. Siang itu itu aku duduk menyendiri di perpustakaan. Tiba-tiba tangan seseorang menyentuh pundakku. Aku menoleh kebelakang. Orang itu tersenyum kearahku. “ Ishh, lepasin!” bentakku. Ternyata orang itu adalah Afgan. Dia mengahalangi jalanku, dan membahas tentang kepergian Nindy ke Medan karena pekerjaan orang tua. “ Aaa… apa???” bermacam pertanyaan mampir dalam benakku. Dan aku baru ingat semalam Nindy datang kerumah nanyain aku ke Mama, namun aku tak mau keluar kamar. Semalam juga dia nelpon aku, tapi kuabaikan. Betapa menyesalnya! Mengenal Nindy adalah hal terindah. Sampi saat ini aku tak percaya dia udah pergi. “ Nes,” Afgan menyahut dengan suara setengah berbisik. Dia mentapku. “ Gue, gue tahu ini terlalu cepat. Tapi, gue harus jujur, kalau suka sama lo! Dulu emang nggak ada perasaan ini, tapi lama kelamaan gue juga ngerasain hal yang sama lo rasain ke gue. ” Aku yakin ini palsu! Nggak mungkinlah Afgan jatuh cinta sama aku! Dengan secepat mungkin, aku beranjak dari tempat, namun, Afgan nahan lenganku dengan erat. Dan… pluk! Afgan memelukku erat. Kedua mataku rasanya mau copot. Detak jantung terasa tak berdetak lagi. Apalagi aliran darah seakan terhenti. “ Nes, gue minta maaf udah buat lo kecewa. Gue berubah jadi berani itu karena lo. Lo, udah rubah semuanya! Thanks banget, Nes” Afgan masih memelukku. “ Ya Gan, sama-sama. Tapi, sorry banget! Rasa suka gue udah nggak ada buat lo, gue malah sayang lo sebagai sahabat!” Afgan lantas melepaskan pelukannya. “ Oke Nes, gue terima. Sekarang… kita sahbatn lagi kan??” ujar Afgan sambil mengacungkan jari kelingkingnya kearhku. “ iyaaaaaaa pibooooo…. Hahahhaha eh, salah, maksud gue Afgan :p “ batinku senang. “ Heh! Ini perpus bukan untuk ngobrol, tapi tempat baca!” sahut seorang guru yang terkenal kiler. “ hahahahha……” kami tertawa bersama sampai diluar ruangan. Siswa-siswa yang ada disekitar tempat, menatap kami heran. Namun, aku dan Afgan terus tertawa, tak memperdulikan mereka. Hmm… rasanya semua beban yang selalu mengusikku pergi jauh. Aku senaaaaaaaaaang banget punya seorang sahabat seperti Afgan, cowok yang selalu pengertian. Aku tak ingin pisah darinya. Biarlh ajal yang memisahkan kami. Afgan always in my heart and the one best friendship for me! Thank you Afgansyah Rezaby : @anessyah_reza
Afgan Syah Reza dan Hobinya
Karakter
suara Afgan memang luar biasa sehingga bisa menjerat orang banyak.
Penampilannya pun cukup enak dilihat kalau sedang bernyanyi. Itu karena
ia belajar dari konser-konser musik yang ia tonton lewat DVD. Itulah
hobinya. Kalau bukan konser musik, pasti film.
Afgan, demikian
sapaan akrab lelaki berkacamata ini, termasuk orang yang ramah senyum.
Ia bercerita tentang hobinya. Konon ada cerita menarik seputar namanya.
la
dinamai Afgan oleh ayahnya, Loyd, karena pada saat ia lahir, Afganistan
sedang dilanda peperangan. Afgan adalah kependekan dari Afganistan.
Tadinya nama aslinya “Afganistan” beneran, sudah masuk di akte juga.
Tapi tiba-tiba diganti lagi menjadi Afgansyah Reza karena Bokapnya takut
kalo anaknya dicekal dan susah ke luar negeri.
Selain tentang
rahasia namanya, ada bercerita tentang hobinya. Berbicara soal hobi,
ternyata lelaki yang lahir pada 27 Mei 1989 di Jakarta ini amat
menggandrungi film-film berkualitas yang selalu ditontonnya melalui DVD.
Hobinya yang lain adalah menonton live musik. Karena itulah, Afgan
kerap merogoh kocek untuk menonton konser dari musisi dan penyanyi yang
disukainya. Hobinya nonton film dan live musik. Karena itu juga, sebisa
mungkin artis-artis yang dia suka dan nggak bisa di jangkau karena
faktor jarak dan mahalnya tiket konser, dia berusaha membeli DVD-nya.
Menariknya, konon Afgan selalu membeli film bajakan. la mengaku hampir
tidak pernah membeli DVD asli, kecuali film Indonesia. Semua film yang
beli bajakan? …. Memang sih, dilihat dari segi kualitas bajakan atau
asli sekarang udah nggak ada bedanya. Alasan untuk membeli film-film
Indonesia yang asli, katanya sih bentuk apresiasinya dan karena ia juga
sekarang ngerasain berada di industri entertainment. Jadi, ngerasain
gimana capeknya. Bisa aja alesannya ya he…
Jika bicara mana yang
paling disukai, film drama atau konser musik, bagi Afgan katanya tidak
ada yang lebih unggul. Keduanya sama pentingnya, namun memiliki arti
yang berbeda. Jika sedang menonton konser musik melalui DVD, Afgan
merasa seperti berada di tengah-tengah penonton konser tersebut. Selain
itu, Afgan juga mengaku banyak memetik pelajaran bermusik seperti cara
berpenampilan dan menampilkan lagu-lagunya di atas panggung. Selain
konser musik, kegemarannya menonton film juga membawa banyak manfaat.
Banyak
hal tentang tentang hidup yang ia pelajari dari film. Salah satu
manfaat yang Afgan ambil adalah bahasa asing. Dengan menonton film, ia
bisa belajar bahasa asing, antara lain, bahasa Inggris. Karena itulah,
ia harus mondar-mandir bioskop. Tapi kemudian ia berhenti karena
ternyata bioskop yang ia datangi tak mengganti film-filmnya. Ia juga
terkadang merasa lebih nikmat menonton DVD film di rumah ketimbang harus
pergi ke Bioskop. Kalau nonton di bioskop, harus pergi sama teman,
garing banget katanya kalau nonton sendirian. Lagian apa kata dunia?
bisa aja. Nah, bedanya sama nonton DVD itu, kalau nonton DVD gak pernah
keiket sama waktu. Mau nonton kapan aja bisa. Dan kalau nonton DVD itu
lebih suka sendirian karena bisa lebih ekspresif (DVD apa ya, yang
ditonton sampai pengen sendiri biar lebih ekpresip tuh).
Saat ini
koleksi DVD film dan konser musiknya berjumlah seribu lebih. Genre-nya
pun bermacam-macam. Ada film komedi, drama percintaan, drama musikal dan
film dokumenter. Bahkan, kata anak ke-2 dari 4 bersaudara ini, ia
memiliki hampir semua genre film, kecuali film ber-genre action. Ada apa
dengan film action sampai tidak suka? Film action, katanya, adalah film
yang membosankan. Adegannya itu-itu saja dan melahirkan kesan
mengajarkan dan membudayakan kekerasan. Dalam film action, semua
persoalan selalu diselesaikan dengan kekerasan. Karena itu pula, merasa
tidak banyak manfaat yang dapat dipetik dari jenis film seperti itu.
Menurut
dia pula, film action bikin boring. Adegannya juga gitu-gitu doang.
Meskipun film action ini menurut orang banyak jenisnya, film ini buat
dia kurang berbobot. Cuma ada satu film action yang dia suka yaitu
Kungfu Hustle. Film itu sarat dengan unsur komedi katanya. Dia lebih
suka sama film drama karena bisa membawa emosi dan banyak pelajaran yang
dapat diambil,” jelas lelaki penyuka indomie ini. Selain film bergenre
action, film-film yang menggunakan banyak unsur teknologi seperti
special effect dan 3 dimensi juga tidak disukainya. Alasannya, film-film
seperti itu sangat tidak realistis, terlalu mengawang-awang dan membuai
penonton dalam kehidupan yang penuh khayalan. Menurutnya, film-film
tersebut tidak pernah terjadi dalam realitas. Karena film-film seperti
itu juga membuat penontonnya tidak lagi menjejakkan kaki pada kenyataan.
Dia juga kurang suka sama film-film luar angkasa, film-film yang
terlalu banyak menggunakan unsur teknologi, special effect karena
menurutnya hal seperti itu tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata.
Itulah sekelumit cerita tentang Afgan dan hobinya. Nah, cerita diatas
mungkin jadi sedikit bahan masukan untuk mengkategorikan seorang Afgan
itu seperti apa? Coba menurut teman2 sekarang bagaimana?
Turun 15 kg dalam satu bulan
Ngomong-ngomong badan kelihatan lebih kurus? Pipi chubby Afgan jadi agak tirus. "Saya sempat dikomplain tim manajemen saya, orangtua saya, dan beberapa produk yang mana saya jadi ambassador-nya, kalau badan saya agak kurang enak dilihat. Berat badannya kelebihan. Waktu itu berat sekitar 80 kg," Afgan merespons komplain mereka semua. "Saya berusaha menurunkan. Mulai puasa sampai olahraga. Dan dalam satu bulan berat saya turun 15 kg. Berat saya kembali ideal, 65 kg. Kebetulan saya cepat turun, cepat naik juga. Saya nyanyi juga lebih pede. Sekarang untuk menjaga, saya rajin olahraga. (Dengan) treadmill saja setengah jam sehari," tambahnya.
Dua tahun berkarier, gosip-gosip miring jadi makanan sehari-hari
Afgan. Lawan mainnya di film atau model klipnya, selalu saja
dikait-kaitkan. Sebut saja Thalita Latief, Eva Celia, Arumi Bachsin, dan
Olivia Lubis Jensen. Namun gosip-gosip itu menguap dengan sendirinya.
"Kehidupan cinta saya sekarang begitu-begitu saja sih. Walaupun saya
ada (pacar), tapi buat diri sendiri sajalah. Bukan konsumsi publik.
Dulu, awal berkarier saya selalu cerita kepada semua orang tentang
kehidupan pribadi saya. Ujung-ujungnya saya enggak nyaman. Dari situ
saya belajar, kalau enggak penting diceritakan, mending saya simpan
sendiri," ungkap Afgan panjang. Jadi, status Afgan sekarang single atau
in relationship? Afgan terdiam sambil berpikir. Wajahnya kemudian
berubah jadi memerah. Mungkin ia ingin mengatakan yang sejujurnya, tapi
tertahan pengalamannya kemarin-kemarin. "Ya pokoknya begitulah. Hehehe,"
Afgan malu-malu mengatakan.
Kuliah di Malaysia sambil promo
Februari tahun depan Afgan akan terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk melanjutkan studi di Universitas Monash jurusan bisnis internasional. Sebelumnya, Afgan sempat mencicipi kuliah di Universitas Indonesia dan Universitas Monash di Jakarta. Afgan tidak main-main dengan kuliahnya kali ini. Selain biayanya lumayan besar, juga harus mengorbankan separuh kariernya. "Saya sudah bilang Mama dari dulu, pengin kuliah di luar negeri. Kebetulan saya juga sudah telanjur bilang teman-teman. Jadi biar kesannya enggan ngomong doang, harus segera dilaksanakan. Dan saya pengin membuktikan, saya serius kuliah. Serius juga dengan karier saya. Jadi dobel," Afgan bertekad.
"(Untung) dekat sih (Jakarta-Kuala Lumpur). Cuma beberapa jam. Jadi
anytime saya merasa sepi, saya bisa balik (ke Jakarta). Kuliah saya
kebetulan seminggu cuma dua kali. Itu alasan saya kenapa memilih
(kuliah) di sana," bilang penyabet penghargaan Penyanyi Pria Solo
Terbaik melalui lagu "Terima Kasih Cinta" di ajang Anugerah Musik
Indonesia 2009 dan Penyanyi Ngetop SCTV Awards 2010.
Di balik rencana kuliahnya, terselip maksud lain. Musik Afgan
diterima di Malaysia. "Saya bisa promo lagu saya di sana juga," tandas
Afgan.
Jadi, buat Afganisme -- sebutan untuk penggemar Afgan, jangan sedih.
Dia memastikan tidak akan meninggalkan kariernya sebagai penyanyi. "Saya
cinta banget pekerjaan saya," Afgan menegaskan komitmennya.
Hubungan Afgan dengan Afganisme terjalin baik. Dia bahkan meladeni
Afganisme yang datang ke rumah. "Awalnya seminggu sekali. Tapi lama-lama
setiap hari. Saya enggak tegaan. Jadi tetap saya ladeni. Dikasih makan.
Duduk di teras depan," aku Afgan. Pernah Afgan hampir mengungsi dari
rumah. "Waktu itu banyak fans yang datang ke rumah. Saya ditelepon orang
rumah supaya jangan pulang dulu, lebih baik mengungsi. Akhirnya mereka
semua mengerti dan sadar. Mungkin kasihan karena saya, kan butuh
istirahat," cerita Afgan.
Keluar dari sangkar
Saat memulai karier, kesan remaja jelas terlihat pada diri Afgan. Tak heran dengan cepat dia menjaring fans ABG yang diakuinya pasar potensial. "Saya waktu itu juga baru banget lulus SMA. Jadi look saya ya memang kayak begitu. Apa adanya," sebut Afgan.
Saat memulai karier, kesan remaja jelas terlihat pada diri Afgan. Tak heran dengan cepat dia menjaring fans ABG yang diakuinya pasar potensial. "Saya waktu itu juga baru banget lulus SMA. Jadi look saya ya memang kayak begitu. Apa adanya," sebut Afgan.
Album kedua disebut Afgan masa transisi. "Look-nya agak lebih dewasa
sih," Afgan menggambarkan dirinya. Kalau sekarang, Afgan mengibaratkan
keluar dari zona nyaman. "Enggak terlalu melenceng juga. Cuma ingin beda
saja. Saya ingin bikin suatu kejutan, tapi kejutan yang masih bisa
diterima masyarakat. Bukan malah kejutan yang bikin orang
bertanya-tanya. Saya mau lebih fresh, ekstrem, tapi masih kelihatan
Afgan," ungkap Afgan.
Dengan penampilan baru, Afgan membidik pasar yang lebih luas.
"Alhamdulillah di-support untuk menambah target. Seperti anak kuliahan
dan wanita karier. Jadi, semuanya bisa menikmati musik saya. Kebetulan
akhir tahun ini saya tutup dengan soundtrack. Awal tahun depan, sekitar
bulan Februari, saya akan konser bareng tiga penyanyi solo lain dalam
acara tribute salah satu musisi legendaris. Insya Allah bulan Juni tahun
depan album baru saya keluar," tekad bintang Bukan Cinta Biasa dan
Cinta 2 Hati ini.
Ngomong-ngomong Afgan sudah keluar dari Wanna-B Music Production, ya? Afgan mengiyakan. Yang pasti dia keluar baik-baik.
"Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Wanna-B karena mereka yang habis-habisan berjuang membesarkan saya sebagai penyanyi. Cuma, apa boleh dikata kontrak dua album saya sudah habis. Kebetulan saya mau sekolah di luar negeri. Wanna-B sekarang sedang sangat berkonsentrasi dengan artis-artis yang lain. Dan saya juga ingin berkembang. Ibaratnya keluar dari sangkar. Yang pasti saya keluar baik-baik. Kata Wanna-B, kalau ke depan mau kerja sama lagi, bisa," Afgan mengatakan, kemudian mengaku sudah bergabung di salah satu label besar. Sayangnya, Afgan masih enggan menyebutkan. Tunggu waktu yang tepat.
"Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Wanna-B karena mereka yang habis-habisan berjuang membesarkan saya sebagai penyanyi. Cuma, apa boleh dikata kontrak dua album saya sudah habis. Kebetulan saya mau sekolah di luar negeri. Wanna-B sekarang sedang sangat berkonsentrasi dengan artis-artis yang lain. Dan saya juga ingin berkembang. Ibaratnya keluar dari sangkar. Yang pasti saya keluar baik-baik. Kata Wanna-B, kalau ke depan mau kerja sama lagi, bisa," Afgan mengatakan, kemudian mengaku sudah bergabung di salah satu label besar. Sayangnya, Afgan masih enggan menyebutkan. Tunggu waktu yang tepat.
"Saya menemukan rumah baru. Saya bertemu orang-orang baru. Ini babak
baru buat saya. Label baru saya ini benar-benar support saya untuk
sekolah," jelas Afgan.
Afgan Dengan Penampilan Barunya
HEBOH beredarnya foto terdakwa kasus mafia pajak Gayus H Tambunan
memakai wig dan kacamata dalam turnamen tenis di Nusa Dua, Bali,
menyeret nama artis Afgan Syah Reza (22).
Di dunia maya, foto Gayus dan foto Afgan disandingkan. Siapa pun yang
melihat tentu senyam-senyum. Malah ada yang bilang, Gayus. terinspirasi
Afgan. Supaya terlihat awet muda. Bolehlah usahanya.
Afgan sekarang tampak berbeda. Rambutnya lebih pendek. "Saya tadinya cuma minta dirapikan saja, karena
rambut yang lama agak panjang. Jadinya potongan rambut seperti ini atas
kemauan stylist-nya," ungkap Afgan. Penampilan baru yang segar diakuinya
sebagai bagian dari usaha terus eksis. Dua album solo dirasa belum
cukup buat Afgan. "Saya sekarang sedang mempersiapkan proyek-proyek
baru. Mulai album baru, proyek soundtrack (film), dan masih ada lagi
yang lain. Jangan diomongi dulu, takutnya enggak jadi. Yang pasti ada
persembahan khusus dari saya. Bukan film. Ada deh," kata cowok berlesung
pipit ini yang masih merahasiakan salah satu proyek besarnya.
Dua tahun berkarier di dunia musik, Afgan belajar banyak. "Saya
belajar dari beberapa senior, bahwa dalam industri musik setiap album
harus punya konsep. Look masing-masing. Jadi setiap album itu enggak
sama, dari awal sampai habis. Menurut saya, harus bikin konsep, tampilan
yang beda, musik yang beda juga," terang Afgan.
Sabtu, 11 Agustus 2012
Cerita Afgan
Lewat lagu Terimakasih Cinta, nama Afgansyah Reza melejit di blantika musik Indonesia. Meski sebelumnya tak pernah bercita-cita jadi penyanyi, pria kelahiran 27 Mei 1989 ini mengaku bahagia bisa menjadi the rising star. Ikuti kisah hidupnya mulai edisi ini. Nama lengkapku Afgansyah Reza. Seperti remaja Indonesia pada umumnya, aku lahir di tengah keluarga yang sederhana. Rumah kedua orangtuaku biasa saja, begitu pula mobil mereka. "Yang penting bisa jalan," begitu kata Papaku, Loyd Yahya. Papa memang tipe orang yang tak ngoyo dalam menjalani hidup. Itu pula yang dinasihatkannya padaku dan ketiga saudaraku. Yakni tidak hidup berlebihan. Dengan kata lain kami diminta prihatin dengan keadaan sekitar dan jadi anak yang rendah hati. Memang, Papa termasuk orang yang unik. Sifatnya sangat sabar dan tak banyak omong. Kalau ada masalah dalam keluarga, Papa selalu menanggapi santai. "Sudahlah, semua pasti ada hikmahnya," begitu selalu komentarnya. Papa orangnya sangat lempeng. Bertolak belakang dengan karakter Mamaku, Lola Purnama, yang menggebu-gebu dan over protective pada anak- anaknya. Satu contoh, Mama selalu blingsatan jika jam 10 malam aku belum juga nongol di rumah. Padahal, sebelumnya aku sudah pamit, mau nongkrong dengan teman-teman. Kalau sudah begitu, yang ada Mama bakal nelponin aku sepanjang hari. Jujur ya, terkadang sikapnya itu bagiku terasa sangat mengganggu. Aku kan, bukan anak kecil lagi. Tradisi aneh meski Mama suka berlebihan, sesungguhnya aku amat bersyukur punya orangtua yang pendidikannya tinggi. Selain pola pikir liberal, mereka juga mengenalkan kehidupan yang demokratis pada kami. Dengan begitu kami bisa bebas melakukan apa yang kami inginkan, tentunya di jalur positif dan dalam pantauan mereka. Tapi ada lho, satu ajaran mereka yang tak boleh kami bantah, yakni soal makanan. Papa selalu mengatur apa yang boleh dan tak boleh kami konsumsi. Aturan ini makin ketat saat Papa diketahui menderita kolesterol tinggi. Jika Papa dan Mama cerewet tentang hal satu ini, harap maklum. Mereka kan, dokter. Papa adalah dokter ahli anestesi, sedang Mama adalah dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Internasional Bintaro. Jika saat kecil aku dan adik- adik harus hidup sederhana, kini tidak lagi. Berkat kesabaran serta ketekunan Papa dan Mama bekerja, kami bisa hidup dengan lebih layak. Dengan kakak dan adik-adik, aku sangat dekat. Terutama dengan kakak yang usianya 4 tahun di atasku. Semua yang tak bisa kubicarakan dengan orangtua, teman, atau kedua adik, bisa kubicarakan dengannya. Kami sudah seperti sahabat. Jarak usiaku dengan saudara-saudaraku memang lumayan jauh. Dengan adik perempuan yang di bawahku, selisih 2 tahun. Sementara dengan adik laki-laki yang bungsu, terpaut 15 tahun. Ada satu tradisi unik yang selalu dilakukan keluargaku saat adik bungsuku belum lahir, yakni merayakan ulang tahun di hotel. Bukan seperti orang-orang lain, yang pakai pesta lengkap dengan tamu dan acara tiup lilinnya, lho. Melainkan hanya menginap 2 hari, menghabiskan waktu bersama-sama di dalam kamar hotel. Jadilah dalam setahun kami bisa menginap di 5 hotel berbeda, di seputaran Jakarta. Awal Maret, saat Mama ulang tahun, kami nginap di Hotel A. Setelah itu, pertengahan Maret, di hari ulang tahun Papa, kami nginap di Hotel B. Dan di ulang tahunku, 27 Mei, kami nginap di Hotel C. Begitu seterusnya hingga semua dapat giliran. Kalau dipikir-pikir, tradisi ini agak aneh. Bukankah lebih baik ngumpul di rumah saja, lebih praktis dan ekonomis. Lucunya, tiap aku tanya Mama atau Papa tentang ihwal tradisi ini, mereka pasti jawab, "Kan, dulu kalian yang minta seperti itu." Saat ini, tradisi itu tak lagi kami lakukan. Meski merasa aneh, aku tak menyesalinya. Mungkin kebiasaan ini yang telah membuat kami lebih dekat satu sama lain. Belakangan ini, setelah perekonomian keluarga membaik, Papa dan Mama memilih membawa kami berlibur, ke Padang, Bali, atau Singapura.
Tidur di Kelas Di sekolah, aku bukan termasuk anak yang menonjol. Meski begitu, untuk urusan nilai, aku bisa dibilang lumayan. Dari SD hingga SMP, aku selalu masuk 10 besar. Hanya saja, ketika SMA nilaiku mulai menurun. Saat itu aku sudah mulai sibuk dengan kegiatan menyanyi. Walau enggak menonjol, ada beberapa kejadian yang bikin aku selalu diingat para guru dan teman- teman. Kejadiannya sama sekali tidak membanggakan. Ceritanya saat kelas 1 SMA aku punya guru kimia yang sudah tua sekali. Saking tuanya, kalau beliau mengajar, suaranya tak bakal terdengar hingga bangku belakang. Guru ini, kalau sudah marah, cerewetnya minta ampun. Suatu hari, di tengah pelajaran, ia menyuruhku maju ke depan. Aku diminta menulis suatu rumus kimia. Karena tidak hafal, aku menulis rumus yang salah. Tak ayal ia mengomeliku sejadi-jadinya. Selama ia mengomel, aku sih diam saja. Tapi, ketika kulihat ia sudah cukup puas memarahiku, aku pun membalas ucapannya dengan kalimat singkat dan santai, "Udah?" Selanjutnya aku bertepuk tangan seakan memberinya applause. Tentu saja kelakuanku ini terlihat seperti orang yang nantangin. Seketika itu juga suasana kelas berubah jadi tegang. Guruku pun marah besar dan mengusirku keluar kelas. Ia benar-benar merasa terhina dengan kelakuanku. Teman-temanku pun tak habis pikir. Mereka bilang, "Ya ampun, lu berani banget sih, begitu ke dia." Ada lagi cerita lain. Kali ini antara aku dan guru mata pelajaran sosiologi. Suatu hari, guru sosiologiku jatuh sakit. Tapi, ia tetap memaksakan diri tetap masuk dan mengajar. Saat masuk ke kelas, ia kesal bukan kepalang melihatku yang tertidur di dalam kelas. Dengan penuh emosi ia membangunkanku sambil marah-marah. Entah kenapa, tiba-tiba ia jatuh pingsan. Melihat kondisinya yang makin lemah, pihak sekolah akhirnya membawa guruku itu ke rumah sakit. Sejak itu, aku tak pernah lagi melihatnya di sekolah. Kata teman-teman, beliau tidak lagi mengajar di sekolah kami. Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya, alasan ia berhenti mengajar. Jangan-jangan gara-gara kelakuanku, ya. Gosip Drop Out Kalau ingat masa-masa itu, aku rasanya malu sekali. Sebenarnya aku bukan tipe anak yang susah diatur. Aku juga enggak pernah kok, bolos sekolah, tawuran, dan yang lainnya. Hal jelek yang pernah kulakukan di sekolah hanyalah ketiduran atau ngobrol di kelas saat jam pelajaran berlangsung. Yang bikin aku bangga, meski nilaiku biasa-biasa saja, aku bisa lulus SPMB program studi ekonomi di kampus idamanku, Universitas Indonesia. Ini adalah keberhasilanku terbesar sebelum aku jadi penyanyi. Kenapa aku pilih jurusan ekonomi? Karena di dalamnya ada pelajaran mengenai bisnis. Cita- citaku kan, ingin punya bisnis sendiri nantinya. Namanya juga orang Padang. Hahaha. Sayangnya, setelah kupelajari, ternyata materi pelajaran di jurusan ekonomi terlalu luas. Sedang aku lebih tertarik dengan ilmu bisnis saja. Karenanya, tahun ini aku beralih ke program studi Bisnis di Monash College University. Caranya dengan mentransfer nilai yang kuperoleh selama kuliah di UI. Banyak yang bertanya, mengapa aku harus pindah ke Monash, padahal di UI pun ada jurusan yang kuinginkan. Jawabnya tentu masalah kualitas. Menurutku, materi dan sistem pengajaran yang diberikan di kampusku sekarang lebih bagus. Jadi, soal gosip yang mengatakan aku di drop out dari UI karena sering bolos kuliah, itu fitnah besar. Kalau tak percaya, coba saja cek langsung ke sana.
10 fakta unik tentang Afgan Syahreza
1. Terjunnya Afgan di industri musik tanah air berawal dari
ketidaksengajaan. Saat menyanyi dan merekam CD untuk koleksi pribadi di
WannaB Instant Recording Studio, sang produser yang terpukau oleh
suaranya langsung menawari untuk rekaman.
2. Awal terjun ke dunia akting di 2009, Afgan menolak menjadi pemeran
utama. Ia hanya berani menjadi cameo di film BUKAN CINTA BIASA yang
bersanding dengan Olivia Lubis Jensen. Namun lama-kelamaan ia pun mulai
berani dan berperan di sejumlah film yakni CINTA 2 HATI (2010), BUKAN
CINTA BIASA 2 (2011), SANG PENCINTA ITU (2011), dan CERAHAN (2013)
3. Sebagai penyanyi pendatang baru, Afgan cukup laris didera gosip
seputar hubungan asmaranya. Beberapa selebriti papan atas sempat
diisukan pacaran dengannya seperti Olivia Lubis Jensen, Thalita Latief,
Agnes Monica, Mirasih Tyas Endah, Eva Celia Latjuba, Sheza Idris dan
Arumi Bachsin.
4. Sejak tahun 2008 - 2011, Afgan tercatat berhasil membawa pulang 19
penghargaan bergengsi. Misalnya saja MTV Indonesia Awards (Best Artist
of The Year 2008), Indonesia Kids Choice Awards (Best Male Singer dan
Wannabe Awards di 2009), sampai SCTV Music Awards (Album Pop Solo Ngetop
di 2011).
5. Selain laris di industri musik, wajah tampan Afgan juga laris di
dunia periklanan. Ada 18 perusahaan berbeda yang pernah menjadikannya
sebagai bintang iklan seperti Pond's, Honda Beat, IM3 Indosat, Mandala
Airlines, Mie Sedaap, hingga Toyota Yaris.
6. Layaknya kebanyakan artis lainnya, Afgan juga memiliki akun Twitter
pribadi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para penggemarnya yang
tergabung dalam Afganisme. Hingga kini, followers Afgan sudah nyaris
mencapai 600 ribu, sedangkan akun fans clubnya sendiri selain
@Afgannisme, sudah ada di hampir di setiap kota dalam dan luar negeri
semisal AFsemarang, AFpurwokerto, AFGBatam sampai AFGmalaysia,
@AfgNewZealand @AFGHongkong.
7. Gara-gara menjomblo terus, Juli 2008, Afgan sempat diisukan sebagai
pencinta lawan jenis. Ia tertimpa gosip berpacaran dengan Jonathan
Mulia. Tapi tentu saja itu tidak benar!
8. Sejak kecil, Afgan sudah disiapkan untuk menjadi dokter. Namun
dirinya merasa berat dan memilih mengambil jurusan bisnis. Sayangnya,
pendidikan yang dijalani Afgan tidak berjalan mulus lantaran harus
bersaing dengan karirnya. Kuliahnya di Universitas Indonesia tidak
selesai. Afgan pun pindah ke Monash University di Melbourne, Australia -
dan masih belum berhasil juga. Hingga akhirnya, Afgan memutuskan untuk
serius sekolah ketimbang berkarir di Monash University, Malaysia di
awal tahun 2011.
9. Makanan kesukaan Afgan adalah masakan Padang, spagetti, kentang
balado, sampai mie instant. Sedangkan untuk minuman ia lebih suka es
kopyor dan es melon. Afgan diketahui tidak begitu suka makan sayuran,
namun soal kebersihan makanan selalu dijaganya dengan membawa bekal
masakan dari sang mama.
10. Sebagai pembuktiannya jago berbisnis, Afgan sudah punya pekerjaan
lain di luar dunia entertainment. Ia memiliki clothing line dengan nama
Carnival Clothing yang berada di Gazelle kawasan Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, dan juga di Arcane di Dago, Bandung
Seputar Fakta Afgan
1. orangnya pendiem tapi super jail
2. kalo udah makan mie instan bisa sampe 3
bungkus
3. afgan orangnya manja tapi wajar lah sebelum aca lahir dia anak cwok pertama di keluarganya
4. afgan alergi debu
2. kalo udah makan mie instan bisa sampe 3
bungkus
3. afgan orangnya manja tapi wajar lah sebelum aca lahir dia anak cwok pertama di keluarganya
4. afgan alergi debu
5. afgan tuh hobinya nyanyi, karaoke, dengerin lagu di ipod, nonton film, main PS dll
6. afgan pernah manggung mulai dari acara ulangtahun, acara di tenda2 , acara di cafe juga pernah
7. suka bgt makan kentang balado dan minum es kopyor
8. waktu SMA afgan pas jam istirahat suka beli nasi bento + es melon
9. afgan kalo ke restaurant jepang dia pesennya mie ramen karena dia gak suka makan sushi
10. afgan suka makan mie lamien nya golden century
11. afgan sudah punya pacar. Namanya siapa gak bisa ksh tau alias dirahasiakan
12. suka bete sendiri kalo nyanyinya gak maksimal
13. suka noton film horor tapi ujung-ujungnya takut sndiri
14. malu malu kalo lg pdkt sAma cewek
15. suka heboh sendiri sama ipodnya
16. sempet dulu pernah sampe msk rumah sakit gara2 nervous pas perform
6. afgan pernah manggung mulai dari acara ulangtahun, acara di tenda2 , acara di cafe juga pernah
7. suka bgt makan kentang balado dan minum es kopyor
8. waktu SMA afgan pas jam istirahat suka beli nasi bento + es melon
9. afgan kalo ke restaurant jepang dia pesennya mie ramen karena dia gak suka makan sushi
10. afgan suka makan mie lamien nya golden century
11. afgan sudah punya pacar. Namanya siapa gak bisa ksh tau alias dirahasiakan
12. suka bete sendiri kalo nyanyinya gak maksimal
13. suka noton film horor tapi ujung-ujungnya takut sndiri
14. malu malu kalo lg pdkt sAma cewek
15. suka heboh sendiri sama ipodnya
16. sempet dulu pernah sampe msk rumah sakit gara2 nervous pas perform
17. afgan bukan pelit, cuma punya prinsip hemat
18. Afgan paling sedih kalo lg perform trus afganismenya sepi yg dtg
19. Suka bgt makan ayam A&W bagian dada mentok dan dia bisa ngabisin 3 potong ayam
20. Afgan tuh so sweet bgt kalo sama tmn2nya, rela buat tengah malem bangun dan bawa kue ultah buat temennya
21. Dulunya gaptek kalo urusan twitteran. Dulu sempet pnya FS FB juga tp skrg udah gak pernah diurus
22. Kesalahan terbesar blg afgan sombong, dia itu ramah bgt orangnya, kocak, jail gitu lah
20. Afgan tuh so sweet bgt kalo sama tmn2nya, rela buat tengah malem bangun dan bawa kue ultah buat temennya
21. Dulunya gaptek kalo urusan twitteran. Dulu sempet pnya FS FB juga tp skrg udah gak pernah diurus
22. Kesalahan terbesar blg afgan sombong, dia itu ramah bgt orangnya, kocak, jail gitu lah
23. Karena alasan kebersihan dulu afgan suka bawa bekal masakan mamanya yang enaaaak bgt *jadipengen*
24. Mod Myrna dan Mod Didi salahdua ˘°˘ diantara sekian orang yang jadi korban kejailan afgan
25. Gak suka makan sayur
24. Mod Myrna dan Mod Didi salahdua ˘°˘ diantara sekian orang yang jadi korban kejailan afgan
25. Gak suka makan sayur
26. Gak suka pelajaran matematika
27. Takut sama barongsai tapi sekarang udah mulai berkurang
28. Jago pelajaran Ekonomi
27. Takut sama barongsai tapi sekarang udah mulai berkurang
28. Jago pelajaran Ekonomi
29. Suka makan makanan Padang, trus Spageti, kentang balado, indomie banyak deh 30. Suka sama minuman Es kopyor dan Es melon
31. Suka nonton film horor
31. Suka nonton film horor
32. Sering nyanyi2 sendiri kalo lagi di kamar mandi
33. Hobi dengerin lagu di iPod nya
34. Suka ngaret alias nelat haha
33. Hobi dengerin lagu di iPod nya
34. Suka ngaret alias nelat haha
35. Cuek orangnya , tapi baik hatinya
36. Kuliah di Monash University Malaysia ambil jurusan Ekonomi Bisnis Internasional
37. Punya clothing yang diberi nama Carnival Clothing
38. Punya account twitter dgn nama @afgansyah_ reza
39. Deket banget sama keluarga
40. Suka curhat2an sama kakaknya yaitu kak Dheri yg biasa dpanggil sama afgan dgn ‘Dhei’
41. Hobi karaokean bareng temen-temennya
42. Punya road manager namanya mas Widi
43. Paling susah dibangunin kalo lg tidur
44. Kacamata yang dipake skrg merknya Oakley dan kacamata itu minus 5
36. Kuliah di Monash University Malaysia ambil jurusan Ekonomi Bisnis Internasional
37. Punya clothing yang diberi nama Carnival Clothing
38. Punya account twitter dgn nama @afgansyah_ reza
39. Deket banget sama keluarga
40. Suka curhat2an sama kakaknya yaitu kak Dheri yg biasa dpanggil sama afgan dgn ‘Dhei’
41. Hobi karaokean bareng temen-temennya
42. Punya road manager namanya mas Widi
43. Paling susah dibangunin kalo lg tidur
44. Kacamata yang dipake skrg merknya Oakley dan kacamata itu minus 5
45. Pernah bekerja sama dgn desainer asal Jerman
46. Punya fansclub yang diberi nama AFGANISME
47. Sangat ramah terhadap fans
48. Suka main permainan kartu yang namanya permainan ‘kartu bohong’
46. Punya fansclub yang diberi nama AFGANISME
47. Sangat ramah terhadap fans
48. Suka main permainan kartu yang namanya permainan ‘kartu bohong’
49. Suka nyolekin punggung temennya
50. Kalo di bbm balesnya beberapa hari kemudian
51. Kalo di sms suka gak bales
52. Pake 2 HP, BlackBerry dan iPhone
53. Kalo tidur biasanya dibangunin sama Acha pake air
54. Kalo dibilang afgan ganteng dia biasanya jawab ‘ah bisa aja’
55. Awardnya banyak
56. Pernah main film
57. Afgan bisa nyetir mobil
51. Kalo di sms suka gak bales
52. Pake 2 HP, BlackBerry dan iPhone
53. Kalo tidur biasanya dibangunin sama Acha pake air
54. Kalo dibilang afgan ganteng dia biasanya jawab ‘ah bisa aja’
55. Awardnya banyak
56. Pernah main film
57. Afgan bisa nyetir mobil
58. Di KL Afgan tinggal di sebuah apartemen
59. Suka bacain mention di twitter
59. Suka bacain mention di twitter
60. Suka band The Killers waktu SMA krna alasan lagu2nya yang bagus dan artinya dalem
61. Suka bgt ngejailin temen2nya
62. Jadi penyanyi berawal dari hobinya karaoke
63. Sering masuk ranking 3 besar dari SD
64. Kalo lagi bad mood serem deh
61. Suka bgt ngejailin temen2nya
62. Jadi penyanyi berawal dari hobinya karaoke
63. Sering masuk ranking 3 besar dari SD
64. Kalo lagi bad mood serem deh
65. Waktu SMA kebanyakan sahabatan sama cewek
66. Nulis lirik lagu ‘My Confession’ di buku matematikanya bagian belakang
67. Suka gonta ganti parfum
68. Kalo diajak ngobrol suka kadang gak konek
66. Nulis lirik lagu ‘My Confession’ di buku matematikanya bagian belakang
67. Suka gonta ganti parfum
68. Kalo diajak ngobrol suka kadang gak konek
69. Kagum sama Alm.Chrisye
70. SD di Sudirman , SMA di SMAN 34 Jakarta
71. Mobil yang biasa dipake afgan itu BMW
72. Kadang suka rebutan tempat duduk sama Acha kalo lg di mobil
70. SD di Sudirman , SMA di SMAN 34 Jakarta
71. Mobil yang biasa dipake afgan itu BMW
72. Kadang suka rebutan tempat duduk sama Acha kalo lg di mobil
Garap Album, Afgan Hadirkan Warna Baru
Pemilik suara merdu, Afgansyah Reza dikenal sebagai
penyanyi lagu yang mendayu-dayu. Namun, di album ketiga, Afgan berjanji
akan menyajikan hal berbeda.
"Beda banget,
beralih ke beberapa lagu yang club anthem, up beat . Saya kan mellow dan
ballad banget suaranya," kata pria umur 22 tahun yang ditemui di SCTV
Music Awards 2012 di JITEC (Jakarta International Event and Convention)
Mangga Dua Square, Jakarta Pusat
Pelantun
tembang 'Terima Kasih Cinta' ini juga mengatakan musiknya akan
benar-benar keluar dari ciri khasnya. "Saya ingin orang enggak
menyangka ini Afgan. Saya sebenarnya pemalu. Kalau untuk lagu up beat
saya belajar nge-dance, enggak pernah kan, saya selalu andalkan suara
saya. Suara saya lebih sering didengar lagu sedih. Ini diluar comfort
zone saya," jelasnya.
Selain menampilkan jenis musik akan berbeda
dari sebelumnya, Afgan juga akan menggaet beberapa penyanyi untuk
berkolaborasi dan menciptakan beberapa buah lagu.
"Musisi yang
terlibat banyak, ada Beby Romeo, Raisa. Saya ada lagu kolaborasi sama
Raisa, anak-anak RAN, dan Andien. Total ada dua lagu yang saya buat,
kayaknya ingin tambah satu lagu lagi," akunya
Langganan:
Postingan (Atom)